JAKARTA – Bitcoin Anjlok Di Bawah $89K. Pasar mata uang kripto global mengalami tekanan jual yang signifikan. Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, anjlok di bawah level psikologis $89.000, melanjutkan tren penurunan yang didorong oleh memudarnya selera risiko (risk appetite) di kalangan investor besar. Penurunan tajam ini terjadi menjelang serangkaian peristiwa makroekonomi krusial di Amerika Serikat (AS), termasuk rilis data inflasi penting dan pengumuman kebijakan dari Federal Reserve (The Fed).
Fakta bahwa Bitcoin Anjlok Di Bawah $89K bukanlah sekadar koreksi teknis, melainkan cerminan langsung dari kehati-hatian investor global. Bitcoin, yang sering diperdagangkan sebagai aset berisiko (risk asset) seperti saham teknologi, sensitif terhadap perubahan suku bunga dan prospek likuiditas global. Dengan mendekatnya tanggal rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) dan keputusan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) The Fed, para trader memilih untuk mengambil untung (taking profit) dan mengurangi eksposur mereka terhadap aset volatile sebelum pasar mengetahui arah kebijakan moneter The Fed selanjutnya.
🛑 Pemicu Penurunan: Siklus Makro dan Risk-Off
Ketidakpastian ekonomi makro, terutama di AS, kini menjadi penentu utama pergerakan harga Bitcoin.
1. Antisipasi Kebijakan Moneter The Fed
Keputusan The Fed pada pertemuan mendatang adalah pendorong utama volatilitas pasar saat ini. Meskipun pasar telah memperhitungkan The Fed akan mempertahankan suku bunga, komentar atau guidance mengenai prospek pemotongan suku bunga di masa depan sangat penting.
-
Dampak Suku Bunga: Jika The Fed memberikan sinyal yang lebih hawkish (cenderung menaikkan/mempertahankan suku bunga tinggi), hal itu akan meningkatkan biaya pinjaman dan imbal hasil obligasi AS. Lingkungan suku bunga tinggi ini secara historis tidak menguntungkan bagi aset non-produktif seperti kripto dan saham pertumbuhan (growth stocks).
-
Likuiditas Global: Suku bunga tinggi cenderung mengerutkan likuiditas global, yang mana likuiditas adalah bahan bakar utama reli di pasar kripto. Ketika likuiditas ketat, Bitcoin Anjlok Di Bawah $89K adalah reaksi alami investor yang beralih ke aset yang lebih aman, seperti dolar AS atau obligasi pemerintah.
2. Data Inflasi dan Kekhawatiran Ekonomi
Rilis data IHK yang akan datang akan menentukan apakah tekanan inflasi masih bersifat struktural atau sudah mereda. Jika inflasi ternyata lebih tinggi dari yang diperkirakan pasar, hal itu akan memaksa The Fed untuk mempertahankan sikap hawkish-nya lebih lama.
-
Sentimen Konsumen: Kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global atau potensi resesi juga mendorong investor institusional untuk mengurangi eksposur terhadap aset yang berisiko tinggi. Ini menciptakan lingkungan risk-off yang memperburuk tren penurunan harga.
💼 Perilaku Pasar: Whale dan Profit Taking
Penurunan harga ini juga didorong oleh dinamika internal di pasar kripto, terutama perilaku investor besar (whales) dan tekanan selling dari pemegang jangka pendek.
1. Aktivitas Whale yang Mencurigakan
Analisis on-chain menunjukkan peningkatan transfer Bitcoin dari dompet yang diyakini milik whales (pemegang BTC dalam jumlah sangat besar) ke crypto exchange.
-
Indikasi Selling: Pergerakan ini sering diinterpretasikan sebagai sinyal bahwa whales sedang mempersiapkan diri untuk menjual dalam volume besar untuk mengamankan keuntungan (profit taking) mereka sebelum potensi gejolak makro, yang semakin menekan harga.
2. Tekanan Jual Miner dan Short-Term Holders
Setelah peristiwa halving yang terjadi sebelumnya, miner (penambang Bitcoin) menghadapi peningkatan biaya operasional dengan imbalan blok yang lebih rendah. Miner sering menjual sebagian BTC mereka untuk menutupi biaya, yang juga berkontribusi pada tekanan jual di pasar. Selain itu, short-term holders (investor yang baru membeli BTC kurang dari enam bulan), yang memiliki volatilitas emosional lebih tinggi, cenderung panik menjual saat Bitcoin Anjlok Di Bawah $89K.
🔮 Proyeksi Pasar: Apakah BTC Akan Stabil?
Meskipun sentimen pasar saat ini didominasi oleh ketakutan, beberapa analis mempertahankan pandangan bullish jangka panjang, melihat penurunan ini sebagai fase konsolidasi yang diperlukan.
1. Support Level Krusial
Para analis teknikal kini memantau dengan cermat level support utama di sekitar $85.000 hingga $87.000. Jika harga Bitcoin berhasil bertahan di atas zona ini setelah pengumuman The Fed, ini dapat menjadi dasar untuk rebound yang kuat.
-
Potensi Liquidation: Namun, jika support ini ditembus, liquidation besar-besaran dari posisi long (beli) yang dibuka dengan leverage dapat mendorong harga turun menuju level $80.000.
2. Harapan dari ETF Bitcoin
Persetujuan dan adopsi Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot di AS telah membawa modal institusional besar ke pasar kripto, dan ini terus menjadi support jangka panjang yang signifikan.
-
Modal Institusional: Meskipun ada penarikan jangka pendek yang didorong oleh makro, aliran masuk bersih (net flow) ke ETF Bitcoin cenderung positif dalam jangka menengah, menunjukkan bahwa investor besar masih melihat potensi pertumbuhan jangka panjang pada aset ini.
Pasar kripto sedang berada di persimpangan jalan, dan Bitcoin Anjlok Di Bawah $89K adalah pengingat bahwa aset digital ini tidak kebal terhadap kekuatan makroekonomi tradisional. Para investor disarankan untuk memantau dengan cermat rilis data IHK, serta tone dan guidance dari The Fed, yang akan menentukan apakah volatilitas ini akan berlanjut atau mereda di minggu-minggu mendatang.
Baca juga:
- Pudgy Penguins Ambil Alih Sphere Las Vegas untuk Kampanye Liburan
- Lima Perusahaan Kripto Dapat Izin Bank Kepercayaan Awal dari Regulator AS
- Do Kwon Dihukum Penjara 15 Tahun atas Kasus Penipuan Terra-LUNA
Informasi ini dipersembahkan oleh rajabotak
