Kuartal ketiga tahun ini baru saja berakhir, dan bagi investor kripto, periode ini terasa kurang memuaskan. Dalam perbandingan dengan aset finansial tradisional, kinerja Bitcoin Q3 2025 menunjukkan laju yang lebih lambat, tertinggal di belakang indeks ekuitas utama, komoditas berharga seperti emas, dan bahkan Dolar AS. Setelah reli yang kuat di paruh pertama tahun ini, Kuartal 3 ditandai dengan konsolidasi harga yang berkepanjangan. Kondisi ini membuat para analis dan investor kini mengalihkan fokus mereka sepenuhnya ke Kuartal 4 (Q4), di mana satu level harga kunci akan menentukan apakah Bitcoin siap melanjutkan tren bullish atau memasuki fase koreksi yang lebih dalam.
Kinerja Bitcoin di Q3, terutama setelah mencapai puncak signifikan di atas $100.000, menunjukkan adanya fase penarikan kembali (pullback) yang sehat namun berkepanjangan. Pasar kripto, yang dikenal dengan volatilitas dan kenaikan eksplosifnya, kali ini tampak lebih tertahan. Hal ini terjadi di tengah sinyal makroekonomi yang bercampur, kekhawatiran resesi global, dan ketidakpastian seputar kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Membandingkan Kinerja Bitcoin Q3 2025 dengan Aset Lain
Di tengah gejolak pasar global, Bitcoin gagal memberikan hasil yang meyakinkan seperti yang diharapkan banyak pihak pasca-halving. Ketika kita membandingkan Bitcoin Q3 2025 dengan aset-aset utama lainnya, gambaran yang muncul adalah:
- Ekuitas (Saham): Indeks saham AS, seperti S&P 500 dan Nasdaq, menunjukkan ketahanan yang kuat, didorong oleh laporan pendapatan perusahaan teknologi yang solid dan sentimen optimisme terhadap AI. Korelasi Bitcoin dengan ekuitas tetap tinggi, tetapi ketika terjadi aksi ambil untung (profit-taking) di kripto, saham tampak lebih cepat pulih dan melanjutkan kenaikannya.
- Logam Mulia (Emas): Emas, sebagai aset safe-haven, juga mencatatkan kinerja yang positif di Q3. Lonjakan harga emas dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran geopolitik dan melemahnya outlook ekonomi global. Emas berhasil bertindak sebagai penyimpan nilai yang lebih unggul dibandingkan Bitcoin di kuartal tersebut.
- Dolar AS (USD): Indeks Dolar AS (DXY) menguat karena The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama untuk mengendalikan inflasi. Penguatan mata uang cadangan dunia ini secara historis memberikan tekanan pada aset berisiko seperti Bitcoin, yang nilainya cenderung berlawanan dengan USD.
Singkatnya, Bitcoin Q3 2025 terasa seperti masa jeda. Data on-chain, seperti MVRV Z-Score dan aliran modal, memang menunjukkan bahwa para pemegang jangka panjang (long-term holders) justru tengah mengakumulasi aset. Ini adalah sinyal yang sehat bahwa smart money sedang membeli saat harga turun, tetapi momentum harga belum tercipta.
Level Kunci: Angka Psikologis $100.000
Dalam menganalisis arah pergerakan Bitcoin selanjutnya, semua mata tertuju pada satu area harga krusial. Setelah Bitcoin mencetak level tertinggi di atas $100.000 di Q2 2025, angka ini kini bertindak sebagai titik balik psikologis dan teknikal.
Saat ini, dengan Bitcoin berkonsolidasi di bawah level tersebut—misalnya di kisaran $90.000 hingga $100.000—terdapat dua skenario utama untuk Q4:
- Skenario Bullish (Kenaikan): Agar tren bull market berlanjut, Bitcoin harus berhasil menembus dan bertahan di atas level $100.000 dengan volume yang kuat. Penembusan yang berhasil di atas level ini akan memicu FOMO (Fear of Missing Out) dan menggerakkan harga menuju target teknikal berikutnya, kemungkinan besar ke area $120.000 hingga $130.000 atau lebih.
- Skenario Bearish (Koreksi): Jika Bitcoin gagal menembus $100.000 dan justru jatuh menembus level dukungan (support) penting, misalnya di area $90.000 atau bahkan di level support utama $75.000, maka koreksi yang lebih dalam akan terjadi. Keruntuhan di bawah $75.000 dapat menunjukkan akhir dari siklus bullish saat ini, meskipun indikator on-chain cenderung menepis kemungkinan ini.
Analisis teknikal jangka pendek (seperti pada grafik harian) sering kali menunjukkan adanya ketidakseimbangan yang belum terselesaikan, yang secara alami akan menarik harga ke bawah untuk menutupnya, sebelum tren utama dapat dilanjutkan. Oleh karena itu, periode konsolidasi yang membentuk level $100.000 sebagai resistensi terdekat adalah sebuah ujian kesabaran yang besar.
Faktor Pendorong di Kuartal 4
Beberapa faktor makro dan industri akan sangat memengaruhi pergerakan Bitcoin Q3 2025 di Kuartal 4 (Q4):
- Adopsi Institusional: Aliran dana ke dalam produk Bitcoin Exchange Traded Fund (ETF) spot tetap menjadi katalisator utama. Jika aliran dana institusional kembali meningkat secara signifikan, ini dapat memberikan daya dorong yang diperlukan untuk menembus level $100.000.
- Kebijakan The Fed: Keputusan The Fed mengenai suku bunga akan terus mendominasi sentimen pasar. Sinyal pelonggaran kebijakan (dovish) dapat melemahkan Dolar AS dan memberikan boost besar pada Bitcoin.
- Kejelasan Regulasi: Perkembangan regulasi, terutama di Amerika Serikat, dapat memberikan kejelasan dan meningkatkan kepercayaan investor. Setiap langkah menuju kerangka kerja yang lebih suportif dapat mengurangi risiko pasar.
Meskipun Bitcoin Q3 2025 tampak lesu, fase konsolidasi ini sering kali merupakan bagian alami dari siklus bull market. Ini berfungsi untuk membuang spekulan jangka pendek dan mengkonsolidasikan kepemilikan di tangan investor yang lebih berpengalaman. Fokus investor kini harus beralih dari perbandingan performa Q3 ke pergerakan harga yang akan datang. Perhatikan dengan cermat level $100.000. Penembusan ke atas level ini akan membuka jalan bagi Kuartal 4 yang eksplosif, sedangkan kegagalan akan menuntut kesabaran yang lebih besar.
Baca juga:
- Sentimen Pasar Kripto Fear: Bitcoin Pulih, ETH Tembus $4.000
- Likuidasi Kripto Tembus $1 Miliar, Pasar Diguncang Aksi Jual BTC dan ETH
- Tokenomik GT Dirombak: Gate Luncurkan Jaringan Layer 2 Baru
Informasi ini dipersembahkan oleh indocair