Kandidat Gedung Putih CFTC
Kandidat Gedung Putih CFTC

Proses penunjukan kepemimpinan di Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (Commodity Futures Trading Commission/CFTC) telah menjadi sorotan tajam, terutama setelah Gedung Putih secara mengejutkan menarik pencalonan Brian Quintenz sebagai Ketua. Kondisi ini memaksa administrasi untuk secara aktif mengkaji ulang dan mempertimbangkan sejumlah Kandidat Gedung Putih CFTC yang baru untuk mengisi kursi kepemimpinan—serta posisi Komisioner lainnya—di lembaga regulator derivatif yang sangat penting ini.

Perkembangan ini terjadi di tengah meningkatnya peran CFTC dalam lanskap regulasi keuangan AS, khususnya terkait pengawasan pasar aset digital yang berkembang pesat. Dengan Kongres yang mempertimbangkan undang-undang yang akan memperluas otoritas CFTC atas komoditas digital, pemilihan kepemimpinan CFTC yang baru menjadi sangat krusial dan memiliki implikasi besar terhadap masa depan industri kripto.

 

Pencalonan Quintenz Ditarik, Jalan Dibuka bagi Kandidat Baru

 

Penarikan Brian Quintenz, mantan Komisioner CFTC yang saat ini memimpin kebijakan kripto di firma modal ventura terkemuka a16z, mengakhiri kebuntuan berbulan-bulan yang melumpuhkan sebagian besar aktivitas agensi tersebut. Pencalonan Quintenz, meskipun didukung oleh sebagian besar industri kripto dan keuangan tradisional, terhenti di Komite Pertanian Senat setelah menghadapi perlawanan yang signifikan, terutama dari figur-figur berpengaruh di sektor kripto.

Terungkap bahwa miliarder pendiri pertukaran kripto, Tyler dan Cameron Winklevoss, secara pribadi mendesak Presiden untuk mempertimbangkan kembali pencalonan Quintenz. Mereka berargumen bahwa Quintenz tidak cukup selaras dengan agenda pro-inovasi Presiden dan tidak akan membawa “reformasi budaya” yang mereka harapkan di CFTC. Akibatnya, Gedung Putih meminta Komite Senat untuk menunda pemungutan suara, yang akhirnya berujung pada penarikan pencalonan.

Langkah ini menciptakan kekosongan kepemimpinan yang mendalam. Saat ini, CFTC—yang seharusnya diisi oleh lima Komisioner—hanya memiliki seorang Penjabat Ketua, Caroline Pham, yang juga diperkirakan akan mundur setelah kepemimpinan permanen diangkat. Kekurangan personel ini mempersulit agensi untuk menjalankan bisnis penting dan berpotensi menghambat perkembangan regulasi aset digital yang dinanti-nantikan.

 

Kandidat Gedung Putih CFTC Berfokus pada Regulasi Kripto

 

Mencuatnya perselisihan Quintenz dengan para tokoh kripto terkemuka justru memperjelas fokus utama Gedung Putih dalam mencari Kandidat Gedung Putih CFTC berikutnya: seseorang dengan keahlian mendalam dalam regulasi aset digital dan yang dianggap lebih pro-kripto.

Beberapa nama telah muncul sebagai pesaing utama yang sedang dipertimbangkan Gedung Putih:

  1. Mike Selig: Saat ini menjabat sebagai Kepala Penasihat Satuan Tugas Kripto Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC). Selig dilaporkan muncul sebagai kandidat terdepan. Yang menarik, ia adalah mantan law clerk bagi mantan Ketua CFTC Chris Giancarlo. Latar belakangnya yang pernah bekerja di dua regulator utama memberinya perspektif unik.
  2. Josh Sterling: Seorang mitra di firma hukum Milbank dan mantan pejabat senior di CFTC. Sterling memiliki pengalaman kerja langsung dengan tata kelola agensi tersebut.
  3. Tyler Williams: Penasihat Menteri Keuangan mengenai kebijakan aset digital. Williams membawa perspektif kebijakan dari Departemen Keuangan dan memiliki pengalaman sebelumnya di sektor kripto, seperti di Galaxy Digital.
  4. Jill Sommers: Mantan Komisioner CFTC. Sommers menawarkan kontinuitas dan pengalaman regulator yang veteran.

Dengan pemilihan yang akan segera diumumkan, latar belakang pro-kripto yang kuat pada sebagian besar kandidat ini mengindikasikan bahwa administrasi serius dalam menunjuk pemimpin yang siap mengambil peran besar dalam menjadikan AS “ibu kota kripto dunia.”

 

Komentar Chris Giancarlo dan Pentingnya CFTC

 

Perkembangan ini mendapat perhatian dari Chris Giancarlo, mantan Ketua CFTC yang dikenal sebagai “Crypto Dad” karena pandangannya yang ramah terhadap inovasi teknologi, termasuk kripto. Meskipun Giancarlo sendiri sebelumnya telah menolak tawaran untuk memimpin agensi lain, ia tetap mengikuti perkembangan di CFTC dengan cermat.

Pengaruh Giancarlo terlihat melalui salah satu calon kuat, Mike Selig, yang pernah bekerja di bawah kepemimpinannya. Ini menunjukkan bahwa Gedung Putih mencari kandidat dengan filosofi yang serupa—yang melihat potensi dalam teknologi blockchain dan aset digital, sekaligus berhati-hati terhadap regulasi yang berlebihan.

Dalam berbagai kesempatan, Giancarlo menekankan bahwa jika CFTC diberikan peran pengawasan yang lebih besar atas pasar spot komoditas digital, mereka harus didukung dengan pendanaan dan kepemimpinan yang memadai. Ia meyakini bahwa dengan kepemimpinan yang tepat dan sumber daya yang cukup, CFTC dapat mulai mengatur komoditas digital “sejak hari pertama” masa jabatan Presiden.

Perdebatan mengenai Kandidat Gedung Putih CFTC adalah lebih dari sekadar penunjukan posisi pemerintahan biasa. Ini adalah penentuan arah regulasi, di mana CFTC berpotensi besar untuk mengambil alih peran yang lebih dominan atas SEC dalam menentukan bagaimana triliunan dolar pasar aset digital akan diatur di masa depan. Keputusan Gedung Putih berikutnya akan sangat memengaruhi inovasi keuangan di AS.

Baca juga:

Informasi ini dipersembahkan oleh macanempire

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *