Sidang Banding SBF FTX
Sidang Banding SBF FTX

Dunia kripto kembali menoleh ke ruang sidang di New York, bukan untuk vonis, melainkan untuk sebuah harapan terakhir. Mantan CEO FTX, Sam Bankman-Fried (SBF), yang divonis 25 tahun penjara atas tujuh dakwaan penipuan dan konspirasi, kini mengandalkan proses banding. Pekan depan, Pengadilan Banding Sirkuit Kedua A.S. dijadwalkan mendengar argumen lisan dalam upaya SBF membatalkan vonisnya dan memperoleh persidangan ulang. Kasus ini merupakan salah satu kasus penipuan keuangan terbesar dalam sejarah Amerika Serikat, dan babak baru Sidang Banding SBF FTX ini menjadi penentu apakah ia akan menghabiskan seperempat abad di balik jeruji besi atau mendapatkan kesempatan kedua.

 

Apa yang Diperdebatkan dalam Sidang Banding SBF FTX?

 

Upaya hukum yang ditempuh Sam Bankman-Fried menargetkan dua aspek utama: vonis bersalahnya dan hukuman 25 tahun penjara yang dijatuhkan oleh Hakim Distrik Lewis Kaplan. Tim kuasa hukum SBF, yang kini dipimpin oleh pengacara banding terkemuka Alexandra Shapiro, berargumen bahwa persidangan yang berlangsung pada tahun 2023 tersebut tidak adil dan dipenuhi dengan kesalahan hukum.

Dalam berkas banding yang diajukan, tim SBF menyoroti beberapa poin penting:

  • Dugaan Bias Yudisial: Pembela menuduh Hakim Kaplan bersikap bias terhadap SBF dan membuat komentar yang merugikan pembelaan sepanjang persidangan.
  • Pengecualian Bukti Kunci: Pihak SBF mengklaim pengadilan secara keliru menolak bukti yang seharusnya menunjukkan bahwa SBF bertindak dengan iktikad baik (good faith), dan bahwa ia percaya FTX berada dalam kondisi keuangan yang sehat. Bukti ini termasuk kesaksian yang diblokir mengenai ketergantungannya pada nasihat hukum dalam mengambil keputusan bisnis.
  • Narasi Kerugian yang Tidak Adil: Argumen pembela lainnya adalah bahwa juri “hanya diizinkan melihat setengah dari gambaran.” Jaksa menyajikan narasi bahwa pelanggan FTX secara permanen kehilangan uang mereka, sementara bukti yang menunjukkan bahwa aset kripto yang diinvestasikan (seperti saham Anthropic) pada akhirnya akan memulihkan kerugian, ditekan.
  • Prosedur Kesaksian yang “Luar Biasa”: Tim banding secara khusus menantang sesi pra-kesaksian SBF di hadapan Hakim Kaplan—yang oleh pengacaranya saat itu disebut sebagai “deposisi”—sebelum ia diizinkan bersaksi di hadapan juri. Pembela berargumen bahwa prosedur ini sangat tidak biasa dan melanggar hak terdakwa untuk menyampaikan ceritanya kepada juri tanpa harus meyakinkan hakim terlebih dahulu.

Peluang untuk memenangkan banding dan mendapatkan persidangan ulang sangatlah kecil, namun argumen tentang prosedur pra-kesaksian dan pengecualian bukti pembelaan merupakan celah hukum yang dinilai cukup kuat untuk ditinjau oleh Pengadilan Sirkuit Kedua.

Latar Belakang Kejatuhan dan Vonis SBF

 

Kasus ini bermula dari keruntuhan mendadak bursa kripto FTX pada November 2022. SBF, yang saat itu dijuluki “Raja Kripto” dan memiliki kekayaan bersih sekitar $26 miliar, didakwa oleh jaksa telah menyalahgunakan dana pelanggan FTX. Dana tersebut diduga disalurkan ke hedge fund miliknya, Alameda Research, untuk menutupi utang dan membiayai pengeluaran mewah, investasi berisiko, serta pembelian real estat.

Pada persidangan di tahun 2023, jaksa berhasil membuktikan bahwa SBF sengaja membangun “piramida penipuan” di atas fondasi kebohongan. Kesaksian dari mantan rekan dekatnya, termasuk mantan CEO Alameda Research Caroline Ellison, menjadi kunci yang memberatkan. Ellison dan rekan lainnya bersaksi bahwa SBF adalah dalang utama yang mengetahui dan mengarahkan penggelapan dana tersebut.

Setelah dinyatakan bersalah atas tujuh dakwaan, SBF dijatuhi hukuman 25 tahun penjara dan denda sekitar $11 miliar dalam bentuk penyitaan aset pada Maret 2024. Hakim Kaplan menyatakan bahwa SBF berbohong selama kesaksiannya dan menunjukkan kurangnya penyesalan atas kejahatan yang ia lakukan, yang dinilai sebagai “keserakahan dan keangkuhan yang tak tertandingi.” Vonis ini mengirimkan pesan tegas kepada industri keuangan, khususnya kripto, bahwa kejahatan kerah putih akan dihukum berat.

Prospek dan Dampak Sidang Banding SBF FTX

 

Pada sidang banding yang akan datang, masing-masing pihak, baik tim SBF maupun jaksa dari Distrik Selatan New York (SDNY), akan diberi waktu singkat untuk menyampaikan argumen lisan mereka di hadapan panel tiga hakim.

 

Jalan Berliku Menuju Kemenangan

 

Tim SBF harus berhasil menunjukkan bahwa pengadilan distrik melakukan kesalahan hukum yang cukup signifikan sehingga membuat hasil persidangan menjadi tidak adil. Jika Pengadilan Banding Sirkuit Kedua menemukan bahwa terdapat “kesalahan yang dapat dibatalkan” (reversible error), mereka dapat:

  1. Memerintahkan Sidang Ulang (New Trial): Ini adalah skenario terbaik bagi SBF, meskipun yang paling sulit dicapai. Sidang ulang akan memberinya kesempatan untuk menyajikan kembali bukti yang sebelumnya ditolak.
  2. Mengubah Vonis/Hukuman: Pengadilan dapat membatalkan beberapa dakwaan atau mengurangi hukuman, meskipun vonis penipuan dan konspirasi yang terberat cenderung sulit dibatalkan.
  3. Menguatkan Vonis: Skenario yang paling mungkin, di mana Pengadilan Banding menyimpulkan bahwa meskipun mungkin ada beberapa kesalahan kecil, persidangan secara fundamental tetap adil.

 

Implikasi Luas

 

Keputusan dalam Sidang Banding SBF FTX ini akan memiliki implikasi yang signifikan. Di satu sisi, jika vonis dikuatkan, ini akan semakin memperkuat posisi regulasi dan penegakan hukum terhadap penipuan di sektor kripto. Di sisi lain, jika SBF berhasil, itu akan menimbulkan pertanyaan serius tentang prosedur pengadilan dan keadilan proses hukumnya, serta dapat memberikan harapan baru bagi terdakwa lain dalam kasus kejahatan kerah putih.

Terlepas dari hasilnya, kasus Sam Bankman-Fried telah menjadi pelajaran penting bagi industri kripto: bahwa inovasi finansial tidak bisa menjadi alasan untuk mengabaikan integritas dan etika. Sidang banding ini, meskipun menjadi harapan terakhir bagi SBF, adalah sebuah momen krusial yang kembali menguji kekuatan sistem peradilan Amerika.

Baca juga:

Informasi ini dipersembahkan oleh naga empire

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *