Dinamika pasar keuangan global selalu penuh dengan kejutan, dan bulan Juli 2025 tidak terkecuali. Setelah periode kenaikan yang mengesankan, pasar kripto, khususnya Bitcoin, kembali menghadapi tekanan jual. Data terbaru menunjukkan bahwa Bitcoin melorot ke $115K saat reli Dow Jones tertahan di level tertinggi Des-Jan, menciptakan ketidakpastian bagi investor di kedua aset tersebut. Korelasi antara pasar saham tradisional dan aset digital seperti Bitcoin menjadi semakin jelas, di mana pergerakan salah satu dapat memengaruhi yang lain. Penurunan ini memicu pertanyaan tentang arah pasar selanjutnya, baik untuk kripto maupun saham.
Koreksi Harga Bitcoin: Apa yang Terjadi?
Penurunan harga Bitcoin dari level yang lebih tinggi menuju $115.000 menjadi sorotan utama.
- Sentimen Pasar Berubah: Setelah beberapa waktu mencatatkan kenaikan, sentimen pasar Bitcoin mulai berbalik. Meskipun ada periode di mana Bitcoin sempat menembus level $120.000 bahkan mencapai $123.000 pada pertengahan Juli, tekanan jual kini mendominasi.
- Likuiditas dan Posisi Short: Para analis mengamati adanya penumpukan likuiditas di bawah level harga $115.000. Beberapa trader dan analis seperti Mister Crypto dan Crypto Rover mengindikasikan adanya kemungkinan short squeeze jika harga berhasil menembus zona likuiditas atas, namun saat ini posisi short menumpuk, memberikan tekanan turun.
- Faktor Teknis: Bitcoin dilaporkan masih bergerak dalam range sempit. Level $115.000 menjadi titik perhatian karena banyak posisi terbuka di kedua sisi harga. Penembusan ke bawah dapat memicu likuidasi lebih lanjut.
- Profit-Taking: Setelah kenaikan signifikan di awal tahun dan pertengahan Juli, investor mungkin melakukan aksi ambil untung (profit-taking), yang wajar terjadi di pasar yang volatil seperti kripto.
Faktor-faktor ini berkontribusi pada fakta bahwa Bitcoin melorot ke $115K saat reli Dow Jones tertahan di level tertinggi Des-Jan.
Dow Jones dan Keterkaitannya dengan Bitcoin
Hubungan antara pasar saham tradisional, khususnya Dow Jones Industrial Average (DJIA), dan Bitcoin menjadi semakin kompleks.
- Reli Dow Jones yang Melambat: Indeks Dow Jones telah menunjukkan kinerja yang kuat sejak akhir tahun lalu hingga awal tahun ini, bahkan sempat mencetak rekor tertinggi baru di bulan Juli 2025. Namun, laporan terbaru menunjukkan bahwa reli ini mulai “tertahan” atau mengalami stagnasi di level tertinggi Desember-Januari.
- Korelasi Pasar: Studi menunjukkan adanya hubungan antara Bitcoin dan pasar saham, termasuk Dow Jones dan S&P 500. Dalam jangka panjang, tren saham AS dapat memengaruhi tren harga Bitcoin secara positif. Ketika pasar saham bullish, investor cenderung lebih berani mengambil risiko, termasuk berinvestasi pada aset kripto.
- Faktor Ekonomi Makro: Pergerakan Dow Jones sangat dipengaruhi oleh data ekonomi makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, dan data pasar tenaga kerja. Data klaim pengangguran awal AS yang menurun selama enam minggu berturut-turut meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tidak berubah, yang pada gilirannya dapat memengaruhi selera risiko investor terhadap aset berisiko seperti Bitcoin.
- Dampak Potensial Kebijakan Trump: Pengumuman tarif 30% oleh Presiden Donald Trump terhadap barang dari Uni Eropa dan Meksiko mulai 1 Agustus 2025 menciptakan ketidakpastian ekonomi global. Ketidakpastian semacam ini terkadang mendorong investor institusional untuk mencari aset lindung nilai seperti Bitcoin, namun di lain waktu dapat menyebabkan investor mengurangi eksposur terhadap aset berisiko, termasuk kripto.
Kondisi inilah yang membuat Bitcoin melorot ke $115K saat reli Dow Jones tertahan di level tertinggi Des-Jan.
Sentimen Investor dan Berita Terbaru
Sentimen pasar adalah pendorong besar harga Bitcoin, dan beberapa berita terbaru telah membentuk pandangan investor.
- Adopsi Institusional Berlanjut: Meskipun ada koreksi, minat investor institusional terhadap Bitcoin tetap solid. Data dari SoSoValue menunjukkan ETF Bitcoin spot di AS mencatat arus masuk dana bersih yang signifikan pada Mei 2025. Perusahaan seperti Metaplanet, The Smarter Web Company, dan DDC Enterprise terus mengakumulasi Bitcoin.
- Regulasi Kripto: Perkembangan regulasi di AS, seperti pengesahan tiga RUU kripto oleh DPR AS dan disahkannya GENIUS Act yang memberikan kejelasan hukum untuk stablecoin pada 18 Juli 2025, awalnya memicu optimisme. Namun, setelah euforia awal, pasar mungkin sedang melakukan konsolidasi.
- Peringatan Analis: Beberapa analis, seperti Tony Severino, telah memberikan peringatan bahwa Bitcoin berisiko mengalami koreksi 50% jika tidak segera mencapai all-time high (ATH) baru. Ini menambah tekanan psikologis pada pasar.
- Halving dan Dampak Jangka Panjang: Efek halving Bitcoin pada April 2024, yang mengurangi imbalan mining, masih dipercaya akan mendukung tren harga jangka panjang. Para analis memprediksi target harga Bitcoin yang ambisius di akhir tahun 2025, bahkan mencapai $200.000 atau lebih, meskipun ada volatilitas jangka pendek.
Faktor-faktor ini memengaruhi reaksi pasar terhadap kenyataan bahwa Bitcoin melorot ke $115K saat reli Dow Jones tertahan di level tertinggi Des-Jan.
Prospek ke Depan: Volatilitas dan Peluang
Meskipun Bitcoin melorot ke $115K saat reli Dow Jones tertahan di level tertinggi Des-Jan, prospek jangka panjangnya tetap menjadi perdebatan hangat.
- Pentingnya Level Dukungan: Level $115.000 menjadi support penting yang perlu diperhatikan. Jika berhasil bertahan, pantulan ke atas mungkin terjadi. Namun, jika tembus, koreksi lebih dalam bisa terjadi.
- Siklus Pasar: Beberapa analis mengamati pola empat tahunan dalam harga kripto, meskipun ada argumen bahwa pasar Bitcoin semakin matang dan pola ini mungkin tidak lagi relevan sepenuhnya. Namun, siklus ini menunjukkan bahwa periode koreksi seringkali diikuti oleh reli.
- Peran Bitcoin sebagai Digital Gold: Di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global (seperti pengumuman tarif dan konflik di Timur Tengah), Bitcoin semakin dianggap sebagai aset “emas digital” atau store of value. Ini bisa menjadi pendorong permintaan di tengah kekhawatiran terhadap inflasi dan mata uang fiat.
- Investor Ritel vs. Institusional: Analis Joe Shew memperingatkan tentang partisipasi investor ritel yang meningkat pada level harga tinggi, yang secara historis sering diikuti oleh sell-off signifikan. Namun, ia tetap optimis dalam jangka panjang, menyarankan fokus pada alokasi portofolio strategis.
Terlepas dari fakta bahwa Bitcoin melorot ke $115K saat reli Dow Jones tertahan di level tertinggi Des-Jan, peluang masih terbuka.
Kesimpulan: Bitcoin Melorot ke $115K saat Reli Dow Jones Tertahan di Level Tertinggi Des-Jan, Waspada tapi Optimis
Penurunan harga Bitcoin ke $115.000 dan stagnasi reli Dow Jones di level tertinggi Desember-Januari menunjukkan adanya konsolidasi pasar dan potensi perubahan sentimen jangka pendek. Kedua pasar ini, meskipun berbeda, semakin menunjukkan korelasi yang tidak dapat diabaikan, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi makro.
Bagi investor, periode ini adalah pengingat akan volatilitas yang melekat pada aset kripto dan pentingnya strategi investasi yang hati-hati. Meskipun Bitcoin melorot ke $115K saat reli Dow Jones tertahan di level tertinggi Des-Jan, prospek jangka panjang untuk Bitcoin tetap positif di mata banyak analis, didorong oleh adopsi institusional yang terus berlanjut, kejelasan regulasi yang membaik, dan posisinya sebagai lindung nilai di tengah ketidakpastian global. Pasar akan terus mengamati perkembangan ekonomi dan kebijakan moneter yang akan menentukan arah pergerakan selanjutnya.
Baca juga:
- Investasi Kripto Korporat: Kepemilikan Bitcoin Tesla Kini Bernilai $1.2 Miliar
- Inovasi Pasar Prediksi: Polymarket Berencana Luncurkan Stablecoin Sendiri
- Pergerakan Pasar Kripto: Solana Sentuh $200 Saat Altcoin Turun
Informasi ini dipersembahkan oleh Empire88