JAKARTA – Fenomena stablecoin, mata uang kripto yang nilainya dipatok pada aset stabil seperti Dolar AS, telah tumbuh dari segmen niche menjadi pemain kunci dalam ekosistem keuangan global. Seiring dengan pertumbuhan yang eksponensial ini—yang beberapa pakar perkirakan akan mencapai kapitalisasi pasar hingga $3 triliun—kekhawatiran di kalangan regulator dan bank sentral semakin meningkat. Miran, seorang pejabat senior di Federal Reserve (The Fed) AS, baru-baru ini menekankan perlunya lembaga tersebut untuk secara serius menyesuaikan Kebijakan Fed dan Stablecoin yang ada guna mengelola risiko yang ditimbulkan oleh aset digital ini.
Pernyataan Miran menyoroti dilema utama yang dihadapi The Fed: bagaimana merangkul inovasi yang ditawarkan oleh teknologi stablecoin (seperti transfer dana yang efisien) sambil mempertahankan stabilitas moneter dan keuangan. Nilai $3 triliun, jika tercapai, akan menjadikan stablecoin sebagai entitas yang setara dengan bank-bank global terbesar atau pasar uang besar, menimbulkan pertanyaan serius tentang pengawasan, cadangan (reserves), dan likuiditas sistem.
Ancaman dan Peluang dari Pertumbuhan Stablecoin
Stablecoin, khususnya Tether (USDT) dan USD Coin (USDC), telah menjadi arteri likuiditas utama di pasar kripto, memfasilitasi perdagangan, peminjaman, dan pembayaran lintas batas.
1. Risiko Sistemik dan Run
Kekhawatiran utama The Fed adalah risiko sistemik. Jika pasar stablecoin yang masif mengalami kepanikan atau run (penarikan massal) secara tiba-tiba, dampaknya bisa meluas ke pasar keuangan tradisional, terutama karena cadangan stablecoin sering disimpan dalam bentuk aset likuid tradisional seperti obligasi pemerintah jangka pendek (Treasuries) dan commercial paper.
Jika terjadi run di pasar stablecoin senilai triliunan dolar, perusahaan penerbit stablecoin akan dipaksa menjual cadangan mereka dalam jumlah besar ke pasar tradisional. Penjualan mendadak ini dapat menyebabkan volatilitas dan masalah likuiditas di pasar uang tradisional, sebuah risiko yang diakui Miran memerlukan respons kebijakan yang proaktif. Hal ini menjadi alasan kuat mengapa Kebijakan Fed dan Stablecoin harus segera direvisi.
2. Tantangan Terhadap Kebijakan Moneter
Meskipun stablecoin sebagian besar didominasi oleh Dolar AS, keberadaannya di luar sistem perbankan yang diatur The Fed menimbulkan tantangan. Jika transaksi dan penyimpanan nilai Dolar dalam jumlah besar bergeser ke stablecoin, efektivitas tools kebijakan moneter The Fed (seperti mengendalikan suku bunga) dapat berkurang. Miran menyiratkan bahwa The Fed perlu memahami bagaimana arus modal stablecoin memengaruhi agregat moneter dan pasar uang.
Kebutuhan Regulasi dan Pengawasan Khusus
Solusi yang paling sering dibahas untuk mengatasi risiko ini adalah legislasi khusus yang mewajibkan penerbit stablecoin untuk mematuhi standar yang ketat, mirip dengan bank atau lembaga penyimpanan.
Standar Cadangan 1:1
Pejabat Fed mendukung perlunya aturan cadangan 1:1 yang jelas dan transparan. Artinya, setiap stablecoin harus didukung 100% oleh uang tunai atau setara uang tunai yang sangat likuid. Ini akan meminimalkan risiko default dan run. Sebagian besar stablecoin besar telah bergerak menuju cadangan yang lebih aman, namun Miran menekankan bahwa kepatuhan harus diwajibkan oleh undang-undang, bukan hanya praktik pasar.
Pengawasan Federal
The Fed dan regulator AS lainnya, termasuk FDIC dan OCC, perlu memiliki otoritas pengawasan yang jelas atas penerbit stablecoin yang beroperasi pada skala sistemik. Saat ini, kerangka regulasi stablecoin masih terfragmentasi, menciptakan celah yang dapat dieksploitasi. Penyesuaian Kebijakan Fed dan Stablecoin akan membutuhkan sinergi antara bank sentral dan Kongres AS untuk menetapkan undang-undang yang definitif.
Peran The Fed dalam Inovasi
Di sisi lain, The Fed tidak ingin sepenuhnya menghambat inovasi. Mereka mengakui bahwa stablecoin menawarkan manfaat nyata dalam efisiensi pembayaran.
CBDC sebagai Alternatif?
Sejalan dengan diskusi stablecoin, The Fed juga terus mengeksplorasi potensi mata uang digital bank sentral (Central Bank Digital Currency – CBDC) yang berbasis Dolar AS. Beberapa pihak melihat CBDC sebagai respons langsung terhadap popularitas stablecoin. CBDC, jika diluncurkan, akan menawarkan alat pembayaran digital yang stabil dan sepenuhnya didukung oleh The Fed, menghilangkan risiko kredit yang melekat pada stablecoin swasta.
Namun, pengembangan CBDC berjalan lambat dan menimbulkan perdebatan privasi yang sengit. Untuk saat ini, stablecoin swasta yang didominasi Dolar AS terus mendominasi pasar, menuntut agar The Fed mengambil tindakan regulasi yang lebih tegas.
Pernyataan dari pejabat The Fed seperti Miran adalah pengakuan bahwa aset digital kini telah mencapai skala di mana mereka tidak dapat lagi diabaikan sebagai eksperimen teknologi. Masa depan pasar uang akan dibentuk oleh bagaimana Kebijakan Fed dan Stablecoin beradaptasi dan bagaimana regulator dapat menciptakan kerangka kerja yang mendukung inovasi sambil menjaga stabilitas sistem keuangan global.
Baca juga:
- Saham Kripto Bitcoin Tertekan: Korelasi Aset Berisiko dan Sell-Off Pasar Global
- Target Harga Bitcoin $95K: Puncak Bull Run Menurut Analis Ternama
- Stablecoin Ripple Capai 1 Miliar: Kekuatan Baru di Pasar Kripto dan Strategi Ekspansi M&A
Informasi ini dipersembahkan oleh pausempire
