Kasus kebangkrutan FTX, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, masih menjadi sorotan utama di ranah keuangan digital. Setelah berbulan-bulan upaya pemulihan aset yang intens, kabar baik tentang potensi pengembalian dana kepada kreditor mulai muncul. Namun, di balik optimisme tersebut, proses pencairan dana ini ternyata tidak semulus yang diharapkan. Pembayaran FTX terkendala secara signifikan oleh adanya klaim-klaim sengketa senilai miliaran dolar, menciptakan penundaan dan ketidakpastian bagi ribuan korban yang telah lama menanti.
Kemajuan yang Terhambat: Temuan Aset Melimpah, tapiā¦
Tim kurator kebangkrutan FTX, di bawah pimpinan John Ray III, telah berhasil melakukan pekerjaan luar biasa dalam melacak dan memulihkan aset yang sebelumnya dianggap hilang. Laporan terbaru (sekitar Mei 2024) menunjukkan bahwa mereka telah mengumpulkan aset senilai sekitar $16,3 miliar, jumlah yang secara teoritis cukup untuk membayar kembali semua klaim nasabah dan bahkan lebih, jika dihitung berdasarkan nilai aset pada tanggal pengajuan kebangkrutan pada November 2022. Ini tentu menjadi secercah harapan bagi para kreditor.
Namun, di sinilah letak “tapi” yang besar. Meskipun dana yang ditemukan berlimpah, proses pendistribusiannya tidak dapat berjalan lancar. Proses ini harus melalui penyelesaian klaim sengketa yang melibatkan jumlah yang sangat besar. Klaim-klaim yang diperdebatkan ini, yang beberapa di antaranya mencapai miliaran dolar, menjadi penghalang utama yang membuat pembayaran FTX terkendala.
Jangkar Penundaan: Klaim Sengketa Senilai Miliaran Dolar
Penyebab utama dari klaim sengketa ini berpusat pada tanggal penilaian aset kripto yang akan dikembalikan kepada kreditor. Rencana kebangkrutan yang diajukan oleh Debtor FTX mengusulkan bahwa nilai aset kripto nasabah akan dihitung berdasarkan harga pasar pada 11 November 2022, tanggal pengajuan kebangkrutan. Pada saat itu, pasar kripto sedang berada dalam bear market yang dalam.
- Valuasi yang Diperdebatkan: Kreditor, yang kehilangan aset kripto mereka ketika harga jauh lebih tinggi dari nilai pada November 2022, merasa dirugikan oleh metode penilaian ini. Mereka berargumen bahwa mereka harus menerima kompensasi berdasarkan nilai aset saat ini, atau setidaknya nilai yang lebih representatif dibandingkan titik terendah pasar saat kebangkrutan terjadi. Perbedaan antara nilai 2022 dan nilai pasar saat ini (yang telah melonjak signifikan untuk Bitcoin dan aset lainnya) menciptakan kesenjangan miliaran dolar dalam nilai klaim.
- Klaim Pihak Ketiga: Selain masalah valuasi, ada juga klaim sengketa dari entitas pihak ketiga, termasuk yang terkait dengan Alameda Research (perusahaan trading terafiliasi FTX) atau pihak-pihak yang terlibat dalam transfer dana sebelum kebangkrutan. Validitas dan besaran klaim-klaim ini harus diverifikasi secara hukum.
- Kompleksitas Verifikasi: Proses verifikasi setiap klaim yang diajukan sangat rumit. Ini memerlukan audit mendalam terhadap transaksi. Ini juga memerlukan bukti kepemilikan. Ini menyita waktu dan sumber daya tim kurator.
Semua faktor ini menyumbang pada tumpukan klaim yang diperdebatkan. Nilai klaim ini, yang diperkirakan mencapai $2.2 miliar atau lebih, harus diselesaikan sebelum pencairan dana dapat dilakukan secara massal.
Implikasi Bagi Kreditor: Mengapa Pembayaran FTX Terkendala?
Bagi para kreditor, penundaan ini berarti perpanjangan penderitaan finansial dan emosional. Banyak yang telah kehilangan tabungan hidup mereka. Mereka telah menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan kembali aset mereka.
- Ketidakpastian yang Berkelanjutan: Meskipun ada jaminan pembayaran 100% dari nilai November 2022, ketidakpastian seputar kapan dan bagaimana sengketa ini akan diselesaikan tetap ada. Ini membuat perencanaan finansial menjadi sulit.
- Biaya Hukum: Beberapa kreditor mungkin harus mengeluarkan biaya hukum untuk memperjuangkan klaim mereka atau menentang rencana kebangkrutan, menambah beban finansial.
- Kekecewaan atas Valuasi: Bagi mereka yang memiliki Bitcoin atau Ethereum, yang harganya kini jauh lebih tinggi dari November 2022, mendapatkan kembali dana berdasarkan nilai yang lebih rendah terasa seperti kerugian tambahan, meskipun mereka menerima “100% dari nilai tersebut”.
Situasi ini menyoroti kompleksitas kebangkrutan aset digital. Ini juga menunjukkan tantangan dalam memenuhi harapan berbagai pihak. Ini adalah salah satu alasan utama mengapa pembayaran FTX terkendala.
Langkah Hukum dan Negosiasi
Tim kurator kebangkrutan dan pengadilan terus berupaya menyelesaikan klaim sengketa ini melalui jalur hukum. Proses ini melibatkan:
- Sidang Pengadilan: Dengarkan argumen dari kedua belah pihak. Ini dilakukan untuk klaim-klaim yang diperdebatkan. Pengadilan akan membuat keputusan.
- Negosiasi: Upaya negosiasi mungkin dilakukan di luar pengadilan. Ini untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Ini akan mempercepat proses penyelesaian.
- Persetujuan Rencana: Rencana reorganisasi atau pembayaran harus mendapatkan persetujuan dari mayoritas kreditor dan pengadilan. Jika ada terlalu banyak keberatan, proses ini dapat terhambat.
Setiap klaim yang disengketakan memerlukan waktu dan sumber daya untuk ditinjau. Ini akan dilakukan secara individual. Ini memperlambat kecepatan keseluruhan proses pembayaran.
Prospek ke Depan: Menuju Resolusi Penuh
Meskipun pembayaran FTX terkendala oleh klaim sengketa, ada harapan bahwa penyelesaian akhir akan tercapai. Tim kurator berkomitmen untuk mengembalikan dana kepada semua kreditor. Proses ini kemungkinan akan memakan waktu lebih lama dari yang diinginkan banyak pihak.
Beberapa kreditor mungkin akan menerima pembayaran awal yang tidak terpengaruh oleh sengketa besar. Namun, penyelesaian penuh dan akhir untuk semua pihak, terutama mereka yang terlibat dalam klaim yang diperdebatkan, mungkin masih memerlukan waktu beberapa bulan atau bahkan lebih lama. Hasil akhirnya akan bergantung pada putusan pengadilan dan apakah ada kesepakatan yang dapat dicapai.
Kesimpulan: Kesabaran di Tengah Ketidakpastian
Kisah kebangkrutan FTX adalah pengingat pahit akan risiko di pasar kripto. Meskipun kabar pemulihan aset membawa kelegaan, adanya klaim sengketa senilai miliaran dolar telah membuat proses pembayaran menjadi rumit dan memakan waktu. Ini menunjukkan bahwa pembayaran FTX terkendala oleh masalah hukum dan valuasi yang mendalam. Bagi para kreditor yang telah menanti dengan sabar, perjalanan menuju pemulihan penuh masih panjang. Namun, dengan upaya berkelanjutan dari tim kurator, harapan tetap ada bahwa keadilan pada akhirnya akan ditegakkan, dan aset mereka akan dikembalikan, meskipun tidak secepat yang mereka impikan.
Baca juga:
- OpenAI o3-pro Dampak Crypto: Rilis Hari Ini, Strategi Trading AI
- Miles Deutscher Soroti Ketahanan Pasar Kripto
- Kripto Baru Hari Ini: Tapestry AI, Fly.trade, dan Bitcoin Hyper